Minggu, 23 Agustus 2009

Saatnya Restorasi di Aceh

Oleh Said Achmad kabiru Rafiie

9 June 2009, 08:06 Opini Administrator

TUGAST BRR di Aceh sudah usai pada 16 April 2009 lalu. Lembaga rehab dan rekon Aceh pascasmong itu juga memberikan aset kepada pemerintah daerah sebesar Rp 1,32 triliun di samping mengembalikan aset sebesar Rp 1,95 triliun kepada Negara. Selama empat tahun, BRR telah membangun 140.000 unit rumah di Aceh dan Nias, 3.600 kilometer jalan baru, 12 bandar udara atau airstrip, 20 pelabuhan laut, sekitar hampir 1.500 unit sekolah termasuk 39.000 guru mengikuti pelatihan, 1.000 fasilitas kesehatan, 987 bangunan pemerintahan, 195.000 UKM dibantu dan 70.000 hektar lahan pertanian kembali berproduksi.

Secara umum BRR sukses bertugas di Aceh. Namun di balik itu, Bank Dunia (Aceh Economic Update April 2008) melaporkan sumbangan oil dan gas terhadap perekonomian atau Gross Domestic Product (GDP) menurun dari 9,8 persen (tahun 2003) menjadi 21,6 persen (tahun 2007). Ini akibat produksi minyak menurun dari 100 cargo/tahun (2003) menjadi 50 cargo/tahun.

Masalah lain di Aceh, adalah ribuan rumah tangga tidak memiliki lapangan kerja dan miskin. Data World Bank, menyebut 15.000 lebih tenaga kerja menganggur. Makin parah lagi dengan tingkat kemiskinan yang mencapai angka 26,7 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional 16.6 persen.

Tingginya angka penganguran di Aceh mencerminkan terjadinya ketimpangan dari distribusi kekayaan di Aceh. Terlihat pada adanya peningkatan aset perbankan dari 10 triliun (tahun 2003) menjadi 23 triliun lebih (tahun 2007). Begitu juga dengan penjualan kendaraan bermotor (mobil maupun sepeda motor). Penjualan mobil naik 60 persen dari tahun 2003 hingga 2007, sepeda motor naik mencapai 70 persen. Kenaikan ini menandakan bahwa ada penambahan pendapatan pada sebagian golongan masyarakat sehingga mengakibatkan peningkatan dalam pembelian barang baik secara kredit maupun tunai.

Itulah fakta yang memprihatinkan. Dan yang paling merasakan warga yang bermukim di desa-desa. Pemerintah Aceh telah meluncurkan program Alokasi Dana Gampong (ADG) yang mencapai Rp 1,7 triliun. Pemerintah pusat juga telah meluncurkan program PNPM Mandiri sebesar Rp 222,88 miliar yang langsung disalurkan pada 23 kabupaten/kota di Aceh. Tujuannya untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja.

Pertanyaannya, bagaimana mengelola program ADG dan PNPM, benar-benar bisa dimanfaatkan langsung masyarakat miskin di desa. Banyak program pemerintah sudah diluncurkan, ujungnya yang kaya adalah kelompok tertentu hingga proyek itu raib bersama waktu. Sebab programnya tak terencana, tearah, dan tanpa melibatkan masyarakat sebagai kelompok sasaran.

Sekarang kita akan melihat lagi, dan berharap ada perubahan. Apalagi hasil Pemilu legislatif beberapa waktu lalu sudah dimenangkan partai lokal, terutama Partai Aceh (PA). Artinya, akan memperkuat eksikutif, khususnya gubernur Irwandi selaku anggota PA, untuk melaksanakan pembangunan Aceh ke depan sebagai implemtasi amanah rakyat Aceh.

Jika pemerintah mampu secara jujur dan serius, maka program itu akan menjadi monumen yang dikenang rakyat Aceh. Agaknya patut belajar pada sejumlah pemimpin yang berhasil melakukan terobosan besar dalam kehidupan masyarakatnya. Sebutlah program New Deal yang diperkenalkan oleh Presiden Amerika F.D Roosevelt dalam mengatasi Great Depresi ekonomi di Amerika. Kebijakan Roosevelt yang terkenal adalah memberikan stimulus kepada industri baja dan logam untuk menciptakan peralatan perang, serta membanguan infrastruktur kereta api, jalan dan jembatan. Kebijakan ini telah berhasil menyelamatkan perekonomian Amerika dari depresi besar di pertengahan 1930-an serta menciptakan ribuan lapangan kerja dan memperketat regulasi di bidang keuangan dan perbankan.

Demikian halnya Deng Xiaoping (1978-1990) di Cina. Tokoh generasi kedua setelah Mao dalam partai komunis China itu melakukan lompatan, setelah bencana kelaparan besar di China. Deng berkesimpulan, penyebab hancurnya perekonomian adalah korupsi dan birokrasi yang tidak efisien. Untuk menghapus korupsi, Deng mengintruksikan untuk menghukum mati koruptor di depan keluarga dan masyarakat sehingga menimbulkan effek jera. Untuk memperlancar birokarsi, China, Deng mulai membuka pasarnya terhadap dunia luar. Dia tidak ragu untuk mengambil sebagaian sisi sistem kapitalis dianut dalam perekonomian sosialis. Kebijakan Deng, telah membawa perubahan besar bagi perekomian China untuk menjadi Macan Baru Asia. ]

Pemerintah Aceh perlu juga belajar pada kebijakan restrotasi Meiji (1968-1912) di Jepang. Kaisar Meiji, setelah mendapat kekuasan kembali dari para Shongun, ia mengubah drastis dalam kehidupan masyarakat Jepang. Langkah pertama, ia membuka isolasi dari dunia luar. Hal itu didasari pada keinginan Meiji untuk membangun armada perang yang kuat. Maka anak-anak Jepang dikirim ke luar (Eropah) untuk bersekolah. Ia juga mengundang tenaga ahli dari Eropah untuk bekerja di Jepang.Pembangunan industri di Jepang harus berbasis pendidikan atau sumberdaya manusia secara terprogram untuk tujuan teknik industri dan militer. Industrilisasi berjalan teratur, terprogram dan tidak menimbulkan dampak seperti revolusi industri di Inggris pada abad ke-17.

Restorasi Meiji diakui sebagai perubahan yang berjalan sangat lembut dalam masyarakat Jepang. Ini berbeda dengan revolusi Rusia yang digerakkan oleh Lenin, atau Jerman oleh Hitler. Restrorasi meiji telah berhasil membangkitkan rasa nasionalisme anak-anak negeri Shinto itu sehingga Jepang menjadi Negara industri manufacture terkenal di dunia dengan budaya kerja yang loyal, displin dan sangat efisien.

Saat ini, ketika industri manufacture terutama otomotif di Amerika, tidak mampu menghadapi krisis ekonomi, terbukti baru saja General Motor sebagai raksasa otomotif dunia menyatakan bangkrut, justru industri otomotif di Jepang makin tangguh. Restroasi Meiji tak hanya membangun Jepang jadi negara industri raksasa, lebih dari itu telah membangun Jepang yang berkarakter dan berindentitas. Sehingga mampu bertahan dalam keadaan apapun.

Aceh memiliki perjalanan sejarah unik dari segala aspek (agama, budaya, sosial, hingga aspek politik). Pasca MoU 15 Agustus 2005, masyarakat Aceh menyematkan harapan akan ada perubahan Aceh ke depan. Harapan itu sekarang diserahkan kepada pemerintah (eksikutif dan legislatif). Dan tak terlalu sulit jika pemimpin itu komitmen atas rakyat, setidaknya dengan menjalankan amanah UU-PA yang menjadi payung pemerintah Aceh, dipastikan bisa diwujudkan Aceh yang maju dan bermartabat.

Di antara komitmen yang harus dilaksanakan, pertama, gubermur Aceh, harus konsisten. Kedua, bidang industri, harus fokus pada pembangunan idustri Agrobisnis. Artinya, ketergantungan pada minyak dan gas bisa dikurangi. Ketiga, mendorong investasi swasta secara besar-besaran di samping belanja daerah. Keempat, menjamin bahwa program yang diluncurkan benar-benar mencapai sasaran untuk meningkatkan perekonomian masyarakat akar rumput yaitu Kredit pemakmu Naggroe, Dana Alokasi Gampong dan PNPM Mandiri.

Kelima, melakukan reformasi birokrasi dengan tegas, siapapun gubernurnya tidak akan mampu menjalankan pemerintah yang baik apabila tidak melakukan perubahan mental dan perilaku birokrasi kita. Reformasi birokrasi menjadi kunci performance dalam melayani masyarakat. Ibarat mobil, jika berganti sopir dan mobilnya tidak diperbaiki maka akan macet jalannya. Keenam, undang investor dan memberi kemudahan, jangan justru mencekek yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.

* Penulis adalah mahasiswa Master Economic of Texas A&M University, USA, dosen pada Universitas Teuku Umar, Meulaboh.

Aceh butuh Program New Deal

Oleh Said Achmad Kabiru Rafiie

9 July 2009, 08:05 Opini Administrator

Krisis perumahan (subprime mortgage) terjadi sejak September 2007 telah mengakibatkan kekwatiran sebagaian besar warga Amerika terhadap nasib perekonomiannya. Krisis ini akibat rendahnya suku bunga the Fed atau Bank sentral Amerika dalam menetapkan tingkat suku bunganya. Selama kurun waktu 2004-2007 suku bunga acuan the Fed rata-rata hanya 1,7 persen. Akibatnya permintan kredit di sektor property naik, karena rendahnya suku bunga kredit. Namun ketika the Fed memberlakukan kebijakan uang ketat dengan menaikan suku bunga, perbankan juga bikut menaikan suku bunga pinjaman perumahan yang mengakibatkan peminjam kesulitan melunasi kredit perumahannya.

Krisis yang serupa yang terjadi di Indoenesia tahun 1998, pemerintah terpaksa menaikan suku bunga serifikat Bank Indonesia untuk menekan angkan inflasi. Akibatnya suku bunga kredit naik sangat signifikan, eksesnya perusahan sulit mengembalikan pinjamannya, hingga kreditnya menjadi macet.

Kekwatiran terhadap resesi di Amerika semakin diperparah kertika bank investasi Lehman & brothers dinyatakan bangrut serta berita tentang kecurangan dipasar modal. Dan yang paling mengejutkan Amerika serta dunia adalah ditutupnya General Motor Corporate yang telah berusia satu abad lamanya. Seakan tidak sabar menunggu pelantikan presiden Obama sebagai presiden ke-44 Amerika dan pertama yang berasal dari kulit hitam, maka Februari 2009, Obama segera melucurkan paket stimulus ekonomi untuk memulihkan perekonomian amerika.

Paket kebijakan Obama bertujuan untuk memulihkan sektor rill serta menyehatkan sektor financial. Program ini diantaranya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja, memperbaiki inftrasuktur, meniungkatkan anggaran pendidikan, meningkatkan layanan kesehatan, dan riset di bidang energi alternatif. Sebelumnya, Amerika pernah mengalami Depresi besar tahun 1930-an, berkat program New Deal Presiden Rooselvent berhasil menyelamatkan perekonomian Amerika dari kejatuhan. Ketika Depresi 1930-an terjadi angka penganguran mencapai 25 persen dan bursa saham anjlok sangat parah. D Rooselvent mengajukan New Deal untuk mengerakkan sector rill daripada memilih “ mengarami air laut” dengan mengucurkan dana ke sector financial atau bantuan likuiditas perbankan. Terbukti stimulus New Deal berhasil menciptakan lapangan kerja dan ekonomi amerika kembali bergairah sejak 1940-an.

Apakah New Deal Obama berhasil membawa ekonomi Amerika kembali ke treknya? Setelah stimulus diluncurkan pasar saham merespon dengan positif terbukti selama bulan maret hingga bulan Juni indek di wallSreet, bursa DowJones pada posisi 8,539m point dan Nasdaq 1,827 point (19 Juni 09) menunjukan kenaikan indeks secara berkelanjutan. Walaupun bursa saham mulai bergairah kembali namun tingkat penganguran di amerika masih sangat tinggi dari biasanya hanya 4-5 persen naik menjadi 9,4 persen (14,5 juta orang) di bulan May 2009.

Di bidang sosial presiden obama mengajukan proposal untuk meningkan layanan kesehatan kepada warga amerika, meningakatkan mutu pendidikam di Univeritas terumata dibidang teknik dan sains Karena adanya tren semakin sedikitnya warga amerika yang memilih jurusan sains dan teknik. Hal ini ber beda dengan mahasiswa china dan India yang rata-ratg mahasiswanya menyukai bidang teknologi dan sains. selain itu presiden obama juga mengajukan proposal pembangunan sarana kereta api cepat yang menghubunghan kota-kota besar di Amerika dengan mencontoh pembanguan kereta api cepat di Japang. Selain itu presieden obama sangat peduli terhadap kondisi lingkungan, Dia mengangkat menteri lingkungan hidup yang merupakan aktivis lingkungan, Carol Brwoner dan menteri engeri Stepen Chu yang merupakan periah nobel dibidang energy sebagai bukti keseriusan obama dalam menangani krisis energy dan masalah pemanasan global.

Di bidang luar negeri Obama berusaha menbangun hubungan diplomatic dengan Asia dan islam lebih baik lagi dengan pendekatan dialogis politik, persuasive, atau “Smart Power”. Dalam pidatonya di Mesir 4 Juni 2009 menyatakan secara terus terang kesediannya berdialog dengan Iran. Serta perbaikan hubungan antara Amerika dan dunia muslim. Serta berupaya segera untuk segera mewujudkan perdamaian di timur tengah.

Kebijakan Obama di ekonomi oleh banyak pendapat mengikuti kebijakan ekonomi dimasa Clinton, sementara kebijakan politik mengikuti kebijakan Presiden Jimmy Carter. Perpaduan kebijakan ini secara bertahan telah membawa perubahan dibidang ekonomi walaupun belum bias dikatakan sukses namun perncanaan, tujuan, dan sasaran stimulus sudah pada treknya.

Aceh butuh new deal
Aceh memang tak sama dengan keadaan di Amerika. Namun program New Deal sebagai sebuah program ekonomi yang komprehensif layak kita contoh. Apalagi adanya pemerintah baru dan parleman baru di Aceh pasca pemilu legislative, april lalu, masyarakat Aceh membutuhkan satu perubahan baru. New deal ekonomi adalah jawaban untuk menciptakan lapangan kerja bagi 15.000 orang penganguran di Aceh dan 2 juta orang miskin. Dana Stimulus Ekonomi Aceh dapat berasal dari dana bagi hasil, maupun dana Alokasi khusus. Pengunaannya harus secara terencana, focus efektif dan efisien.

Di dibang perekonomian, mencanangkan program melahirkan 1000 pengusaha muda yang mampu merekrut 5000 tenaga. Selain itu pemerintah juga membangun perusahaan daerah yang dikelola oleh lembaga professional yang bergerak dibidang perdagangan komoditi perkebunan, serta membangun infrastruktur di Desa. Ini merupakan kunci dari stimulus ekonomi yaitu membuat semua orang bekerja sehingga apa yang dikatakan Adam Smith “full employment” terjadi di aceh walaupun tidak menhapus angka penganguran

Di bidang sosial, meningkatkan kualitas guru dengan memberikan beasiswa bagi guru untuk me.lanjutkan kuliah S1 sebagai syarat minimal qualifikasi guru SD hingga SMA, sehingga semua guru di Aceh berpendidikan minimal S1. Selain beasiswa S2, dan S3. Meningkatkan sarana sekolah dengan membangun perpustakaan yang memadai disetiap sekolah. Membantu universitas di Aceh dalam meningkatkan mutu dosen baik universitas negeri maupun swasta, membangun istitusi dan lembaga keahlian profesi atau sekolah kejuruan.

Di bidang kesehatan, merekrut dokter spesialis untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil dan kabupaten seluruh aceh, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan akses yang mudah dan singkat. Mengangkat bidan di setiap desa untuk melayani ibu hamil, sehingga mengurangi angka kematian ibu hamil. Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat miskin pemegang kartu Jaskesma dengan subsidi obat ketika membeli obat di apotik.

Dengan new deal ekonomi di Aceh kita mengaharapkan perekonomian Aceh dan kesejahteraan masyarakat dapat lebih baik 3-5 tahun yang akan datang. Sehingga setiap masyarakat benar-benar merasakan arti perubahan dan perdamaian di Aceh. Perdamaian adalah jalan menuju kesejahteraan.

* Penulis adalah mahasiswa Master Economic Texas A&M, USA, dosen pada Universitas Teuku Umar

Pejabat “Kanak-kanak”

Oleh Said Achmad Kabiru Rafiie

18 August 2009, 08:23 Opini Administrator

PILAR dan urat-nadi pembangunan memang sangat ditentukan ketersedian infrastruktur yang memadai.Sarana jalan, misal, yang menjadi penghubung antarwilayah, dan masyarakat dapat memacu ekonomi untuk meraih kesejahtraan lebih baik. Di eropa, seperti Amerika, sarana jalan menjadi sektor palin vitas bagi perekonomian negara itu.

AS mampu mempertahankan inflasi, karena tranportasi mampu membawa hasil panen ke seluruh pelosok Amerika dengan mudah dan murah. Ketika Henry Ford membangun perusahan industry mobil di Detroit, Michigan, Amerika di tahun 1903, dan sebagai seorang entrepreneur yang menimpikan setiap orang di Amerika akan memiliki mobil. Untuk mengantipasi lonjakan permintaan mobil, pemerintah Amerika segera membangun jalan yang menghubungkan utara dan selatan Amerika. Karena pemerintah percaya bahwa mobilisasi penduduk yang tinggi akan membawa keuntungan secara ekonomi.

Pascasmong 26 Desember 2004 di Aceh, banyak infrastruktur hancur. Di antaranya jalan negarajalur Banda Aceh--pantai bara-selatan. Jalan ini merupakan penghubng sangat vitas dari wilayah itu ke ibukota provinsi Aceh. USAID dan JICA yang membantu pembangunan sarana jalan jalur pantai barat-selatan, belum diikuti peran pemerintah Aceh secara serius. Misal, dalam proses pembebasan tanah dan administrasi lainnya. Sehingga sudah empat tahun proses pembangunannya, belum sesuai dengan harapan masyarakat wilayah itu. Imbasnya roda perekomian masyarakat sangat tertinggal, harga kebutuhan pokok dan harag barang yang jauh lebih mahal dari daerah lain terutama di pesir Utara-Timur Aceh. Inilah yang memicu uring-uringan seorang bupati Aceh Jaya (baca Serambi, 16 Agustus 2009).

Sekian kali permintaan masyarakat pantai barat-selatan agar pemerintah Aceh serius mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah itu, dan beberapa kali dilansir media, terutama Serambi Indonesia, seperti ambruknya jembatan Bailey (jembatan darurat yang dibangun oleh bakti TNI tahun 2005), dan sejumlah masalah lain yang tidak ditanggapi pemerintah Aceh.

Agaknya itu puncak kekesalan Bupati Aceh Jaya yang menuntut keseriusan pemerintah provinsi. Sebab fakta di lapangan menunjukan bahwa Aceh Jaya dan Aceh Barat adalah wilayah yang paling parah terkena dampak tsunami. Namun paling minim perhatian dari pemerintah Aceh. Dalam kaitan itu, maka sudah saatnya marjinalisasi pembangunan terhadap masyarakat di pesisir barat-selatan itu di akhiri. Ini harus dibuktikan gubernur Aceh, Irwandi, bukan dengan membalas emosi, mengatakan bupati “kekanak-kanakan”. Akan tetapi harus membuktikan bahwa pembangunan di wilayah barat Aceh sama porsinya dengan wilayah utara dan timur. Sehingga kesan wilayah barat-selatan itu “dianaktirikan” bisa terhapus dan dibangun bukan cilet-cilet. Di sini perlunya, kepekaan pimpinan daerah untuk mendengarkan keluh kesah rakyatnya.

Jalan utama jalur Banda Aceh--Meulaboh sepanjang 237,34 kilometer (sumber: ARF 24/01/07). Artinya, jika masalah ini tidak ditangani dan makin berlarut-larut, imbasnya akan lebih besar karena masyarakat semakin menderita. Buruknya kondisi jalan Meulaboh-Banda Aceh mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Seperti sulitnya pengiriman barang ke wilayah itu, sulitnya mobilitas penduduk, sulitnya akses informasi, serta tidak menariknya investor melihat wilayah barat.

Keterlambatan pembangunan jalan ini juga ikut berdampak pada social serta kemasyarakatan. Di antaranya, sulit melakukan silaturahmi apabila ada hajatan keluarga di daerah barat, karena untuk mencapai Meulaboh dari Banda Aceh harus menempuh waktu delapan jam lebih. Sedangkan sebelum bencana smong hanya ditempu selama lima jam. elum lagi sektor kesehatan, terutama penduduk yang tinggal dipesisir jalan, sangat rentan terkena TBC atau penyakit asma dari kegiatan rekontruksi yang sangat tidak sehat akibat debu.

Berbagai janji untuk mempercepat pembebasan tanah, mempercepat pembagunaja jalan dan jembatan telah disampaikan, janji hanya tinggal janji. Banyak tim yang telah turun ke lokasi, namun belum membuktikan realisasinya. Fakta masyarakat harus menggunakan rakit untuk bisa menyeberang. Alat tranportasi tahun 1960-1970an itu sudah berhasil dihilangkan ketika Ibrahim Hasan menjabat Gubernur Aceh. Haruskanh kisah rakit ini akan berlaku lagi di masa gubernur Irwandi. Itu artinya, Aceh justru mundur. Masyarakat pantai barat-selatan tampaknya harus banyak menahan sabar. Atau bagaimana sebaiknya, wallahu a’lam bisshawab.

* Penulis adalah mahasiswa Master Economics Texas A&M University.

LDR: “Lupa Dari Rakyatnya”

Oleh Said Achmad Kabiru Rafiie

20 August 2009, 08:41 Opini Administrator

PERBANKAN merupakan tulang pungung perekonomian suatu Negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana (fund user). Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Bank dalam kegiatan usahanya,dapat menganut dual bank system, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Indicator perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya dapat dilihat dari persentase antara jumlah dana yang terhimpun dengan jumlah dana yang disalurkan.

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah perimbangan antara jumlah dana yang dihimpun oleh perbankan dengan jumlah dana yang disalurkan, (Taswan). Berdasarkan Laporan dari Bank Indonesia, jumlah dana yang terhimpun dari masyarakat di Aceh pada tahun 2008 mencapai Rp 28 triliun lebih. Sementara jumlah dana kredit yang disalurkan hanya Rp, 9 triliun, sehingga Rasio antara jumlah dana yang terhimpun dengan jumlah kredit yang disalurkan hanya berkisar 45,9 persen lebih rendah dari LDR secara nasional yang mencapai 69,8 persen.

Nah, dari indicator itu dapat dianalisis bahwa dana tidur di perbankan sangat tinggi mencapai 50 persen lebih. Dana tidur tersebut di antaranya berasal dari Dana Pemerintah Daerah yang ditempatkan dalam SBI (sertifikat Bank Indonesia). Tidak hanya rasio LDRnya yang rendah dari 45,9 persen kredit yang disalurkan, sebagian besar dialokasikan untuk sector konsumtif yang berjumlah 55 persen. Ini artinya sebagian besar kredit dikuncurkan digunakan untuk membeli barang kosumsi seperti sepeda motor, televisi,, dan lain-lainya yang tidak berdampak langsung terhadap sektor produksi.

Hanya sebagian kecil kredit yang disalurkan ke sector investasi yaitu 10 persen, sehingga mengundang pernyataan ketua BPK, bahwa pemerintah Daerah provinsi/kota/kabupaten lebih tertarik menempatkan dananya di Bank Indonesia dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia daripada menyalurkannya ke sector yang produktif (Serambi Indonesia, 17/08/09). Secara gambling dikatakan telah memakan uang riba. Hal ini sangat meprihatikan kita semua. Pertama, keberadaan dana tidur di perbakan tidak memberikan efek stimulus kepada masyarakat karena sifatnya tidak produktif, malahan sebaliknya keberadaan uang pemerintah di SBI yang notabenya uang rakyat membebankan Negara karena Negara harus membayar bunga SBI setiap bulannya.

Kedua, keberadaan uang pemda dalam SBI sangat kotraproduktif dengan tujuan pembangunan, kita tidak boleh melupakan akan nasib 10 persen lebih penganguran di Aceh (sumber: BPS). Kondisi itu yang sampai sekarang belum mendapatkan lapangan pekerjaan, yang hari ini masih terlunta-lunta, duduk di pelosok-pelosok desa, dan lulusan penguruan tinggi yang menenteng izajah mencari kerja.

Kebutuhan masyarakat terhadap lapangan kerja harus dipikirkan secara bijaksana oleh Pemerintah daerah bersama perbankan. Perbankan juga harus ingat akan fungsi sebagai agen pembangunan nasional, bukan hanya mencari keuntungan profit semata. Selanjutnya, keberadaan uang tidur di perbankan juga melukai rasa keadilan masyarakat yang hari ini masih putus sekolah karena terkendala biaya pendidikan, melukai perasaan para ibu yang anaknya kekurangan gizi, dan melukai perasaan seorang petani yang gagal panen karena tidak sanggup membeli pertisida hama dan kekurangan pupuk.

Perbankan harus lebih pro aktif bersama dengan pemerintah daerah dalam menyalurkan kredit terutama ke sector-sektor yang produktif seperti sector pertanian, perkebunan, dan kelautan yang sangat kaya akan potensi di Aceh. LDR perbankan di Aceh harus mampu pencerminan kekuatan perbankan dalam menjaga likuiditas dan kehati-hatiannya. Singkatan LDR yang dibiaskan menjadi “Lupa dari Rakyat” bisa dihilangkan dengan meningkatnya kredit ke sector yang produktif di Aceh.

Ekonomi yang ambruk terjadi di Amerika tahun 1930-an ketika Perbankan dan pasar modal ambruk total, terjadi depresi ekonomi yang sangat parah dengan angka penganguran mencapai 25 persen lebih. Keadaan itu sering dikatakan bawha resesi ekonomi tahun 1930 sebagai tsunami ekonomi Amerika.

Untuk menanggulangi “tsunami” ekonomi AS, pemerintah Amerika di bawah Franklin D Roosevelt membelanjakan anggaran pemerintah secara besar-besaran di sector public dengan membangun sector pertanian, membangun jalan ke seluruh pelosok Amerika , meningkatkan mutu pendidikan dengan mendirikan sekolah, menyekolahkan guru-guru terbaik yang akan membawa kemajuan dan berkembangan, membantu industry dalam mengembangkan usahanya sehingga dengan kebijakan ini mampu menyerap tenaga kerja dalam waktu yang singkat serta menyelamatkan Amerika dari depresi ekonomi.

Program 100 harinya yang terkenal adalah memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pasar modal, membnetuk lembaga penjaminan nasabah, dan meloloskan undang-undang recovery act yang memberi mandat kepada presiden untuk menjalankan program New Deal yang sangat terkenal karena mampu membawa Amerika sebagai Negara Industri sekaligus pemenang perang dunia ke II.

Untuk merecovery Aceh setelah konflik 30 tahun lebih, dan setelah smong pada Desember 2004 lalu, sejatinya perbankan dan pemerintah dapat menjadi tulang punggung bagi pembangunan Aceh di masa yang akan datang. Pembangunan yang akan membawa Aceh menjadi daerah yang adil, makmur dan sejahtera sebagaimana sejarah zaman dahulu Sultan Iskandar Muda menjadikan Aceh sebagai sebuah bandar perdagangan Internasional yang dikenal hingga ke pelosok dunia. Semoga!.

* Penulis adalah mahasiswa Master Economics A&M University, USA.

Tetap Segar saat Berpuasa

Selain Bernilai Ibadah, puasa juga menyehatkan. Dengan puasa kita , kita secara alamiah mengusir racun-racun dari tubuh dan pikiran. Manfaat itupun berlaku untuk penderita penyakit seperti, diabetes, jantung koroner, dan gangguan saluran cernA.
Berikut adalah Tips agar tetap segar selam beribadah dibulan puasa
1. melakukan pemanasan dan peregangan badan selama 15 menit, satu jam menjelang buka puasa, bisa meningkatkan kebugaran tubuh. porsinya jangan terlalu berlebihan. "stretching" sebaiknya dilakukan dari kepala sampai kaki. Selain itu , latihan mengangkat beban juga bisa dilakukan untuk menjga kelenturan otot.
2. Ketika sahur , sebaiknya mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti susu dan sedikit nasi, jika kita berencana untuk kembali tidur. Alasannya, pada saat tidur proses pencernaan kita akan ikut terhenti. Jika kita mengonsumsi makanan berat, padahal pencernaan kita akan terhenti beberapa saat, pencernaan kita akan terganggu. Lain halnya jika kita langsung beraktivitas setelah sahur. kita dapat memakan makanan yang berat, karena pencernaan kita akan terus bekerja memproses makanan yang masuk ke mulut. namun penderita maag disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang asam, agar puasanya berjalan lancar.
3. Hal yang sama juga berlaku ketika berbuka puasa, menurut DR. Rachmat Sugih, hli gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, agar tidak langsung memakan makanan yang berat sekaligus. seperti sunnah Rasulullah SAW, berbuka minum air putih, makan kurma, atau air putih dan kolak. Menurut Beliau tidak baik mengisi perut yang telah kosong seharian.
4. Melaksanakan Shalat Maghrib setelah meneguk air putih dan makan kolak atau kurma adalah kesempatan terbaik bagi perut siap untuk diisi. Kerana itu Rachmat menyarankan agar mengonsumsi makanan berat usai shalat. "tetapi jangan sampai kekenyangan", katanya. Sebab, setelah itu kita masih harus melaksanakan ibadah tarawih.
5. Setelah tarawih kita bisa melanjutkan makan tetapi tidak berlebihan." kalau puasanya tidak benar kan nanti malah sakit". Rachmat menjelaskan. Orang-orang yang pekerjaannya berat seperti Sopir,atau pekerja lapangan, disarankan minum vitamin agar tetap kuat ketika beraktivitas.
6. Semua aktivitas dapat dilakukan dengan normal, tidak perlu memotong jam kerja. "Yang penting makan dengan normal dan olah raga". Ujarnya.